Budidaya Emas Hijau, Potensi Ekonomi Produktif Manfaatkan Lahan Subur Wonosobo

By Analisis Media 30 Jun 2022, 08:03:07 WIB   Pariwisata   pesonafmwonosobo   Klik Link Berita

Budidaya vanili menggerakan ekonomi masyarakat sekitar sekaligus juga mengembangkan potensi tanah subur Wonosobo menjadi lahan ekonomi produktif. Vanili merupakan tanaman species anggrek yang biasa diolah menjadi bahan aroma makanan. Wonosobo merupakan salah satu daerah Penghasil Vanili di Jawa Tengah, Selain Temanggung dan Kabupaten Semarang. Bahkan vanili dari Wonosobo juga ditanam di halaman kantor Bupati Temanggung.

Kelompok usaha Java Vanila Mandiri (JVM) bekerjasama dengan seorang investor dari Wonosobo mengembangkan usaha budidaya vanili di lahan seluas 4000 meter persegi dengan ditanami 2000 pohon vanili di daerah kejiwan Wonosobo. Rino selaku salah satu pengelola JVM mengatakan setiap tanaman Vanili rata-rata dapat menghasilkan 0,5 kg Vanili basah, dimana penanaman tajar (rambatan), penanaman bibit, pemupukan memakan waktu dari 0 - 6 bulan.Vanili hidup dengan cara merambat di pohon inang tanpa mengambil nutrisi darinya.

Namun sayangnya, vanili bukanlah tanaman yang mudah berbunga dan berbuah. Proses munculnya bunga hingga menghasilkan buah vanili siap panen harus melalui penyerbukan yang dibantu tangan manusia.

Harga jual Vanili mengalami penurunan dari saat sebelum Pandemi covid 19, sekitar Rp 150.000 - 200.000 Per kg untuk buah segar (vanili basah), dan Rp 750.000 - 2.500.000 per kg untuk buah yang telah melalui proses pengeringan (Vanili Kering). Sekarang Harga jual Vanili basah sekitar Rp 125.000 per kg dan harga Vanili kering Rp 1.500.000 - Rp 2.000.000 per kg.

Meski demikian, Widodo yang juga merupakan salah satu pengelola JVM menjelaskan bahwa budidaya vanili memberikan efek positif kepada masyarakat sekitar karena menyerap 10 orang tenaga kerja dari SDM sekitar lahan untuk penanaman bibit dan olah lahan. Sedangkan untuk koordinasi pengelolaan lahan dapat memperkejakan 10-15 orang warga sekitar.

SDM yang dipekerjakan rata-rata merupakan anggota kelompok Tani Petani muda dari Kejiwan, selain untuk memberi pendapatan pada warga sekitar sekaligus juga untuk menunjang keamanan lahan vanili yang cenderung mudah dicuri karena bernilai ekonomi tinggi.