Hindari Monopoli Harga, Produsen Kopi Buat Kesepakatan Dengan Petani
Keberadaan kopi di Indonesia yang semakin populer, membuat industri kopi semakin meningkat. Namun sayangnya permainan harga masih kerap terjadi dan merugikan petani kopi. Hal itu membuat pemilik produk olahan kopi robusta asal Sapuran, Murtafi bertekad untuk turut menyejahterakan petani, khusunya kopi robusta yang banyak ditemui di wilayah Desa Pecekelan, Sapuran dengan membuat MoU atau kesepatan harga bersama petani kopi.
Murtafi mengungkapkan masih adanya praktek monopoli harga membuat petani kerap kali dirugikan. Terkait hal itu, pihaknya kini membuat produk kopi robusta asal Sapuran yang disebut Kopi Djuangkrik. Menurutnya melalui kopi itu, Murtafi ingin menciptakan industri kopi yang sehat mulai dari petani hingga ke konsumen.
Murtafi menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan petani lokal dengan membuat perjanjian atau menyepakati bersama rentan harga kopi untuk menghindari praktek monopoli harga.
Salah satu founder Kopi Djuangkrik, Rino menuturkan, pihaknya juga berupaya untuk memberikan edukasi kepada petani untuk menjaga kualitas sejak proses pemetikannya. Melalui Kopi Djuangkrik, ungkap Rino, ingin memberikan sensasi meminum kopi robusta premium dengan harga terjangkau. Kopi Robusta asal Sapuran itu bisa dinikmati dengan harga Rp.13.500 per 150gram.