Inilah Masjid Tertua di Wonosobo, Masjid Al-Manshur Jadi Magnet Peziarah Datang ke Makam Kyai Walik
Masjid Al-Manshur yang berada di
Jalan Pangeran Diponegoro No.13, Wonosobo disebut-sebut merupakan
masjid tertua dan menjadi bagian saksi sejarah penyebaran agama Islam hingga
berdirinya kota Wonosobo.
Meski tidak ada
dokumen pasti yang menerangkan sejarah masjid Al-Manshur, namun sejak dahulu
hingga sekarang masjid ini menjadi magnet masyarakat untuk beribadah maupun
berziarah.
Cerita sejarah
terkait masjid Al-Manshur dari mulut ke mulut sesepuh terdahulu. Masjid
Al-Manshur berada di area Pondok Pesantren Al-Manshur yang juga terdapat sebuah
makam Kyai Walik.
Baca Lainnya :
- Masjid Al Manshur Masjid Tertua 0
- Angin Kencang Akibatkan Pohon Tumbang dan Rusak Belasan Rumah di Desa Gadingrejo Wonosobo 0
- Hari Tuberkulosis Sedunia, Kasus Tuberkulosis di Wonosobo Merata di Seluruh Wilayah0
- Romadhon on the Street Hadir Lagi Masjid Al Manshur Wonosobo, Tempat Favorit Warga Berburu Takjil0
- Romadhon on the Street Masjid Al Manshur 0
Sehingga
tempat ini ramai baik para santri, maupun masyarakat yang ingin berziarah di
makam Kyai Walik.
Menurut KH
Achmad Chaedar Idris selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur,
mengungkapkan, dalam sejarahnya Masjid Al-Manshur bernama
Masjid Besar Wonosobo.
"Lengkap
dengan pesantren, Masjid Besar Wonosobo semula berada di sebelah
barat alun-alun. Namun karena dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang,
akhirnya dipindahkan ke utara, sekitar 500 meter dari alun-alun,"
jelasnya.
KH Manshur yang
merupakan seorang penghulu kabupaten pada zamannya mewakafkan tanah seluas
kurang lebih 7.000 meter persegi di kampung Kauman Utara sebagai tempat baru
Masjid Besar Wonosobo pada waktu
itu.
Hingga akhirnya
masjid mulai dibangun tahun 1847 M (1263 H) dan baru selesai sembilan tahun
kemudian, yaitu tahun 1856.
Untuk
mempermudah pengelolaan masjid, pada tahun 1972 takmir masjid yang diketuai H
Moch Sjoekoer yang juga cucu dari KH Manshur, membentuk Yayasan Masjid Al-Manshur.
Bersamaan ini
pula nama Masjid Besar Wonosobo berganti
nama menjadi masjid Al-Manshur. Nama ini digunakan sebagai bentuk dedikasinya
dengan kebesaran hati mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid.
KH Manshur
merupakan putera dari KH Marhamah Bendosari Sapuran. Cucu dari R Soetomarto II,
dan masih keturunan ke-17 dari Brawijaya V, Raja Majapahit.
Bangunan masjid
Al-Manshur memiliki gaya Jawa kuno, menggunakan bahan kayu dengan tiang-tiang
berornamenkan ukiran.
Tampak dari
depan maupun kanan kiri di kelilingi tiang-tiang penyangga, dengan lantai
berwarna kuning kecokelatan. Seperti pada masjid umumnya masjid ini dilengkapi
dengan bedug, maupun mimbar di dalamnya.
Suasana tenang begitu
terasa saat pertama kali menginjakan kaki di serambi masjid, hingga semakin ke
dalam suasana teduh begitu menyelimuti dengan pemandangan ornamen kayu dan
hembusan angin yang masuk dari jendela kayu khas Jawa.