Pengeprasan Bukit Picu Dampak Buruk Merusak Lingkungan
Keterangan Gambar : -
Pengeprasan bukit di wilayah Kabupaten Wonosobo makin marak dan memicu longsor serta pendangkalan sungai. Setidaknya terdapat 4 titik perataan tanah yang bermasalah, diantaranya di jalan KH hasyim Asy’ari Ketinggring Kelurahan Kalianget, Bukit Argopeni Kelurahan Kalianget dan perataan tanah di Desa Jalantara Sapuran dan Pengeprasan Bukit di Sigug Kedalon Kalikajar.
Seluruh kegiatan tersebut berdampak pada kerugian material, seperti di Kampung Ketinggring mengakibatkan bengkel rusak, di Sapuran 5 rumah rusak, di Argopeni mengakibatkan pendangkalan Sungai Wanganaji dan terakhir pengeprasan di Sigug Kedalon Kalikajar mengakibatkan satu unit truk pengangkut kayu terbalik akibat tertimpa longsor.
Menurut keterangan seorang warga saat diwawancarai pada Selasa 31 Mei 2022, Rakhman mengungkapkan, kegiatan tersebut berdampak pada kepadatan lalu lintas yang terjadi akibat truk melakukan bongkar muatan di sekitar jalan. Selain itu material tanah yang terbawa air hujan juga membuat jalan raya licin serta dampak lain yang mungkin terjadi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Wonosobo, Nurudin Ardiyanto, menyampaikan untuk kegiatan pengeprasan bukit seharusnya perlu memperhatikan banyak aspek. Mulai dari pengurusan izin juga aspek lingkungan yang perlu diperhatikan.
Pihaknya berharap kepada masyarakat atau pelaku usaha yang akan melakukan kegiatan perataan atau pengeprasan perlu melakukan konsultasi dengan DPUPR, sehingga bisa dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap dampak yang mungkin terjadi.