Roadmap Ekraf Wonosobo Libatkan LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sebagai salah satu kabupaten kota di Indonesia yang menerima Anugerah Kota Kreatif dari Kemenparekraf RI, menjadikan Wonosobo secara berkesinambungan terus melakukan pengembangan parekraf melalui roadmap yang lebih jelas dan terarah.
Hal ini, tentu berdampak signifikan pada peningkatkan perekomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, tutur Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar, saat membuka acara Focus Group Discusion (FGD) di Pringgondani Ballroom Kresna, Rabu, 10 Agustus 2022.
Menurut Albar, pengembangan parekraf saat ini menjadi fokus pembangunan ekonomi di Wonosobo, guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah industri kreatif yang dihasilkan. Ekonomi kreatif memiliki potensi dan peran yang strategis terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Baca Lainnya :
- Warta Daerah | Deklarasi INDAH, Wadah Penelitian Mahasiswa Wonosobo0
- Jarpuk Gayeng Ingin Majukan Usaha Mikro Kecil di Wonosobo Lewat Kolaborasi0
- Jarpuk Gayeng Siap Berkolaborasi Majukan UMKM di Wonosobo0
- Warta Media | SMPN 1 Kalikajar Deklarasikan Anti 3 Dosa Besar Pendidikan0
- Dulu Kini Nanti | Komik Cetak vs Digital0
“Pengembangan ekonomi kreatif menjadi fokus Pemkab Wonosobo dalam pembangunan ekonomi daerah, karena berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi saat ini,” ungkapnya.
Untuk itu, jelas Albar, pentingnya penyusunan roadmap sebagai petunjuk arah yang jelas, lebih terarah, strategis, berkesinambungan, dan berdampak signifikan terhadap pengembangan sektor unggulan lokal.
Albar, mengapesiasi kepada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang melakukan program pendampingan usaha serta inkubator bisnis ekonomi kreatif di Wonosobo, melalui program KEDAIREKA. Program ini disinergikan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Senada dengan Albar, Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo menilai, ekraf menjadi tren unggulan daerah untuk mendongkrak ekonomi nasional. Melalui optimalisasi pemanfaatan kreatifitas dan keterampilan, diharapkan mampu memperluas lapangan kerja serta daya kreasi daerah.
Penyusunan roadmap, tegasnya, harus direalisasikan dalam periode tertentu, dengan fokus pada prioritas unggulan. Peluang besar ekraf yang berpotensi untuk dikembangkan seperti arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, fashion, film, desain komunikasi visual, periklanan dan lainnya.
Saat ini, akses pembiayaan dan permodalan, kapasitas produksi yang terbatas, lemahnya riset pasar, ruang kreatif yang kurang, dan komersialisasi hak kekayaan intelektual menjadi hambatan dalam menyongsong visi pembangunan ekonomi kreatif jangka menengah dan panjang.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta Susantiningrum melihat, banyak potensi unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Wonosobo dimana memiliki nilai tambah yang tinggi. Maka, pihaknya akan melakukan pendampingan secara intensif untuk branding UMKM Wonosobo.
“Saya melihat di Wonosobo ini banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah, kami akan melakukan pendampingan membranding UMKM Wonosobo,” pungkasnya.
FGD yang melibatkan unsur pentahelix ekraf yaitu, akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan pers, dilaksanakan selama dua hari, 10 dan 11 Agustus 2022. Dengan materi bahasan antara lain, konsep peta jalan, subtansi visi, misi, tujuan, target, strategi dan rencana aksi pengembangan ekraf. Selain itu juga ada penyampaian hasil analisis kondisi di lapangan.