Sekolah Lansia Pertama Di Indonesia Diluncurkan Di Wonosobo
Keterangan Gambar : -
Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyelenggarakan Peringatan Hari Lansia Nasional 2022 dengan menghadirkan 250 orang lansia, di Pendopo Bupati Wonosobo, Kamis (2/6/2022).
Hadir secara virtual, tokoh lansia nasional Titiek Puspa, yang secara simbolis mendapat kehormatan untuk meluncurkan Sekolah Lansia pertama di Indonesia yang mengintegrasikan materi Lansia Cakap Digital serta pengukuhan 30 orang lansia sebagai Duta Literasi Digital Kabupaten Wonosobo.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, mengapresiasi kerja sama dengan Mafindo atas kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi para lansia, supaya mereka tetap produktif, dan tidak menjadi sasaran bagi pelaku cyber crime, termasuk hoaks, penipuan, dan ujaran kebencian.
Baca Lainnya :
- Sekolah Lansia Pertama di Indonesia Diluncurkan di Wonosobo, Agar Lansia Tak Jadi Sasaran Cyber Crim0
- Peringatan Hari Lansia Wonosobo, Lansia Senam di Pelataran Pendopo Kabupaten0
- Dibuka untuk Pertama Kalinya, Para Pedagang Antusias Melongok Calon Los dan Kios0
- Hanya Ada 2 di Indonesia, Kesenian Hak-Hakan Ada di Tegalombo Kalikajar0
- Tahapan Pemilu Serentak 2024 Segera Dimulai, KPU Wonosobo Lakukan Audiensi dengan Bupati0
“Kami menyambut baik para lansia yang dikukuhkan sebagai Duta Literasi Digital yang diharapkan menjadi garda terdepan untuk mengedukasi masyarakat dan menjaga sehatnya ekosistem informasi,” terang Afif.
Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Jawa Tengah Widwiono menjelaskan, Sekolah Lansia merupakan inisiatif gerakan Indonesia Ramah Lansia dan BKKBN untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang baik bagi lansia.
Dikatakan Widwiono, Sekolah Lansia memberikan materi pembelajaran dengan tujuan 7 dimensi lansia tangguh meliputi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional, vokasional, dan lingkungan.
“Tujuh dimensi tersebut juga menjadi indikator lansia yang sehat secara fisik, sosial, mental, mandiri, aktif, dan produktif,” sebut Widwiono.
Menurut dia, terbukanya kesempatan menyertakan materi literasi digital bagi lansia tidak lepas dari fakta bahwa lansia tergolong dalam kelompok rentan digital.
Sebagai kelompok rentan digital, lanjutnya, lansia kerap menjadi sasaran penipuan digital, terpengaruh hoaks, juga terprovokasi oleh hasutan kebencian.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho memaparkan, studi menunjukkan isu tersebut diakibatkan lemahnya literasi digital di kalangan lansia.
“Jalan keluarnya adalah menanamkan kecakapan literasi digital di antara mereka, serta menciptakan support system untuk membantu lansia mengecek hoaks, memanfaatkan aplikasi digital, dan menghindari penipuan digital,” tutur Septiaji.
Studi yang dimaksud dilaksanakan oleh Program Tular Nalar Mafindo bekerjasama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Prodi Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) pada Februari – Maret 2022.
Sementara itu, via percakapan daring, Titiek Puspa mengimbau para lansia agar menjaga kesehatan dan kebugaran, serta melek digital.
“Teliti, sabar, jangan mudah marah kalau bertemu dengan informasi di dunia digital. Kalau beritanya baik, catat dan masukkan dalam ingatan. Jangan pikiran ditambahi dengan pertengkaran yang sering muncul di media sosial,” pesan Titiek.