Sinergikan Pencegahan TBC dan Stunting, Puskesmas Sapuran dan Mentari Sehat Indonesia Wonosobo Gelar
Sebagai salah satu upaya pencegahan TBC dan stunting, SSR Mentari Sehat Indonesia Wonosobo, Puskesmas Sapuran dan Posyandu desa Bogoran menggelar edukasi stunting, skrining TBC dan tes tuberkulin untuk balita secara massal di Balai Dukuh Kyuni, Bogoran, Sapuran, Rabu Oktober 2022 lalu.
Staf Program SSR Mentari Sehat Indonesia, Wening Tyas Suminar menjelaskan bahwa ini menjadi langkah deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada balita khususnya pada anak dengan resiko stunting.
“TBC dan stunting tidak dapat dipisahkan, pasalnya, mereka menimbulkan hubungan bolak balik yang dimana tuberkulosis bisa menimbulkan stunting dan stunting juga bisa meningkatkan kemungkinan TB laten untuk menjadi TB aktif. Untuk itu, kegiatan ini merupakan kegiatan preventif yang semoga bisa terus disinergikan. Harapannya, semua anak sehat.Tapi ini juga sudah menjadi bagian dari tugas kami, memastikan bahwa anak-anak tersebut benar-benar sehat ataukah harus segera diberikan pengobatan maupun terapi pencegahan," tambahnya.
Baca Lainnya :
- Meriahkan HUT TNI, FKPPI Wonosobo Ajak Kalangan Perempuan Senam Bersama Gunakan Kostum Doreng0
- Percepatan Layanan Kesehatan Tingkat Desa di Wonosobo didukung Sekolah Partisipasi0
- Sekolah Partisipasi, Upaya Pemkab Wonosobo Dalam Percepatan Layanan Kesehatan Tingkat Desa0
- Partisipasi Masyarakat Jadi Pilar Penting Dalam Pembangunan0
- DWP Kabupaten Wonosobo Gelar Lomba Cipta Lauk Cegah Stunting0
Ahmad Fitri Heriyanto, Pemegang Program TBC Puskesmas Sapuran menyampaikan rasa terima kasih pada warga desa Bogoran yang sudah semakin peduli dan sadar terhadap pencegahan TBC.
Heri menambahkan, hasil tes tuberculin akan terbaca sekitar 48 jam setelah dilakukan penyuntikan, sehingga hari Jum’at 7 Oktober 2022 dilakukan follow up pengecekan dan pengukuran pada indurasi yang terbentuk di area suntik oleh tenaga kesehatan Puskesmas Sapuran, dibantu oleh para kader posyandu dan kader TBC.
Jika nanti ditemukan ada yang terdeteksi TBC, akan dilakukan edukasi dan skrining ulang. Dan jika hasilnya negatif tapi merupakan kontak serumah dengan indeks kasus, tetap akan dirujuk ke puskesmas untuk pemberian TPT atau Terapi Pencegahan Tuberkulosis.
Bidan desa Bogoran, Endang Dwiningsih, menyambut baik agenda kolaborasi ini dan merasa senang karena antusiasme warga cukup tinggi. Ia mengaku dengan kegiatan ini ia dapat mengetahui data kondisi warga di wilayah layanan PKD Desa Bogoran.
"Antusias masyarakat yang memiliki balita terutama yang merupakan kontak serumah, atau yang mengarah pada kondisi stunting cukup tinggi.Semoga dengan diadakannya kegiatan tadi, anak dengan risiko TBC, risiko stunting, kontak erat TBC, dapat terdeteksi sejak dini sehingga bisa mendapatkan tatalaksana yang tepat sesegera mungkin. Kami punya harapan besar, desa Bogoran bisa bebas dari TBC dan stunting. Mari bersama-sama kita berantas TBC dengan cara hidup sehat. Hilangkan rasa malu dan ragu untuk deteksi awal TBC karena mencegah lebih baik dari mengobati," tuturnya.
Untuk mempermudah follow up setelah proses pembacaan indurasi, Endang menyampaikan bahwa akan dilakukan skrining ulang oleh dokter dan para balita akan difasilitasi dengan mobil siaga desa menuju Puskesmas.
Ditemui di tempat terpisah, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo, Ny. Dyah Afif Nurhidayat, S.STP mengapresiasi seluruh tim yang bertugas pada agenda kolaborasi yang dilakukan oleh SSR Mentari Sehat Indonesia dengan Puskesmas dan Posyandu, juga masyarakat atas kesadaran akan kesehatan.
"Terima kasih untuk para dokter, bidan, programer TBC, tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan dan juga para kader TBC Mentari Sehat Indonesia maupun kader Posyandu. Mari kita galakkan edukasi stunting dan TBC di lingkungan kita. Terima kasih juga untuk antusiasme warga yang sadar akan pentingnya memeriksakan diri dan balitanya jika ada risiko stunting dan risiko tertular TBC. Salam sehat untuk semuanya.” tandasnya.