Tingkatkan Taraf Hidup Petani, Pemkab Wonosobo Dukung Produk Olahan Snack Buah Vacuum Frying

By Analisis Media 10 Okt 2022, 13:32:48 WIB   Pemerintahan   jateng.tribunnews.com   Klik Link Berita

Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus dorong peningkatan perekonomian di tiga titik sektor utama yakni pariwisata, UMKM, dan pertanian. 

Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar saat menyambangi rumah produksi olahan buah tropis dengan metode vacuum fried/vacuum frying di Kecamatan Kertek, Wonosobo, Jumat (7/10/2022). 

Seperti halnya dalam pertanian, upaya meningkatkan taraf hidup para petani di Wonosobo terus dilakukan. Kelompok Usaha Bersama (KUB) Global Agro Jaya berupaya mencari peluang yang menjanjikan. 

Baca Lainnya :


Menurut Danang Suwandono sebagai penggerak KUB Global Agro Jaya, berawal dari keprihatinannya dengan hasil pertanian banyak yang dirijek dan dibuang akibat adanya PPKM saat pandemi. 

Bersama para petani ia memutar otak untuk dapat bangkit dari hal ini. Hingga terbesit ide dengan mengadakan iuran dana petani. 


Dana itulah yang digunakan petani untuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta yang mampu mengolah hasil pertanian hingga memiliki nilai jual yang tinggi. 

"Ketika petani menjual ke pedagang, sudah selesai. Tapi kalau petani menjual di swasta dengan harga yang layak, kemudian akhir tahun ada hasil bagi. Jadi di perusahaan ini petani punya saham," jelasnya. 

Dari kerjasama ini petani berperan langsung didalamnya yakni memiliki saham, tenaga kerja, hingga bahan produksi yang melibatkan petani. 

"Dalam hal ini petani punya pabrik, dengan menggandeng swasta yang besar jadi punya modal besar, teknologi maju, pemasaran bisa ke luar negeri. Kita bisa memanfaatkan itu," tambahnya. 


Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pihak swasta yakni PT Menara Pangan Desa, inovasi olahan snack buah tropis berhasil menjadi produk berkualitas premium. 


Pengolahan hasil pertanian seperti buah dan sayuran menggunakan vacuum fried atau vacuum frying ialah menggoreng bahan baku dengan tekanan rendah. Hal ini di dinilai cocok untuk mengolah buah dan sayur di Wonosobo dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. 

Melihat komoditas buah yang dihasilkan petani Wonosobo beragam, melimpah, dan bahkan terlampau lebih, menarik pihak swasta untuk turut andil membantu petani. 

Di samping bahan baku yang cukup melimpah, akses jalan di Wonosobo juga terbilang mudah. 


Dengan ini, PT Menara Pangan Desa menggandeng KUB Global Agro Jaya, serta petani untuk kerjasama yang saling menguntungkan. 

"Buah berlimpah, dan kita bina mereka. Jadi kebutuhan kita terpenuhi, dan petani juga dapat benefeit," ucap Richardo Petricius Utoyo selaku Founder dan CEO PT Menara Pangan Desa. 

Hasil pertanian yang diolah kembali ini berhasil menghasilkan produk yang berkualitas premium, memiliki pasaran yang luas, dan harga yang kompetitif. 

Meski saat ini masih berfokus pada komoditas buah-buahan seperti salak, nangka, dan nanas, tidak menutup kemungkinan ke depan akan mengembangkan hasil pertanian lain yang ada di Wonosobo. 

"Kita juga akan berinovasi seperti bumbu-bumbuan, teh bunga rosela, dan bunga melati. Jadi semua komoditas pertanian yang punya masalah hal itu kita bisa atasi, kita bisa olah, untuk menaikan nilai harga," imbuhnya. 

Wabup Albar yang meninjau langsung tempat produksi mengaku bangga dengan produk hasil petani Wonosobo yang sudah menjalin kerjasama. 


"Kita berterima kasih kepada swasta yang sudah berinisiasi membuka rumah produksi di Wonosobo yang bekerjasama dengan KUB. Saya kira ini kolaborasi yang perlu didukung," tuturnya. 


Dengan hal ini pemerintah Kabupaten Wonosobo hadir untuk mendampingi dan melakukan percepatan dengan adanya peluang kerjasama yang sudah terjalin ini.

"Sebenarnya di Wonosobo petani belum bisa memproduksi karena mungkin ada rasa enggan atau belum tahu. Ini perlu ada sosialisasi seperti pengembangan buah-buahan menjadi kripik buah. Ini tentunya melalui proses," jelasnya. 

Wabup Albar menghimbau kepada dinas-dinas terkait untuk segera mensosialisasikan kepada masyarakat sekaligus bekerjasama dengan pihak swasta, pihak rumah produksi, dan pihak KUB. 


Selain itu, Wabup juga menginginkan produk inovasi baru ini tidak hanya satu varasi saja harus lebih banyak sehingga dapat mengantisipasi saat hasil pertanian yang lain melimpah dan mengalami harga anjlok. 

"Dengan adanya variasi ini kita harapkan harga petani tidak hanya standar tetapi bisa tinggi. Agar petani lebih berdaya sejahtera," imbuhnya. 

Hal ini perlu didukung karena akan berdampak pada hajat hidup orang banyak khususnya di Wonosobo.