Pemkab Wonosobo Bentuk TPPS Guna Percepatan Penurunan Angka Stunting
Keterangan Gambar : -
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyatakan prevalensi stunting di Kabupaten Wonosobo ditargetkan tahun 2024 bisa turun menjadi sekitar 10 persen dari 10,49 saat ini.
Untuk itu dibentuk tim percepatan penurunan angka stunting (TPPS) di Wonosobo sebagai koordinasi antar sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dunia usaha, masyarakat umum dan unsur lainya.
“Dikukuhkannya TPPS ini dalam upaya optimalisasi rencana aksi penurunan stunting di Wonosobo” ungkap Bupati Afif Nurhidayat saat ditemui di Ruang Rapat Mangunkusumo Setda, Selasa (24/5/2022)
Baca Lainnya :
- Calon Pengantin, Ibu Hamil, dan Ibu Pasca Melahirkan Jadi Target Pencegahan Stunting0
- Kejar Capaian Vaksin Covid-19 di Wonosobo Vaksinasi Hadiah Motor Digelar0
- Infrastruktur Jadi Modal Dasar Kemajuan Pembangunan Sektor Lain di Wonosobo0
- Tanam Bambu, Solusi Desa Lengkong Garung Halau Terpaan Angin Puting Beliung 0
- Upaya Pencegahan Memutus dan Menurunkan Rantai Stunting Kabupaten Wonosobo0
Lebih lanjut Afif menyampaikan, permasalahan stunting menjadi sorotan tajam pemerintah pusat untuk segera ditangani secara serius. Karena itu, Pemkab Wonosobo berusaha keras untuk menurunkan kasus stunting di beberapa tempat.
Dengan dibentuknya TPPS ini, harapnya, akan mempermudah koordinasi, baik dalam pengawalan maupun pendampingan. Sebab kurangnya pengawalan dan pendampingan merupakan dua indikator penyebab tingginya angka stunting di Wonosobo saat ini.
“Selain menggandeng BUMN, BUMD, dan masyarakat, juga bersinergi dengan dinas terkait dan Kementerian Agama, ini sebagai upaya optimalisasi percepatan penanganan stunting melalui pengawalan dan pendampingan,” ungka dia.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati, SSTP dalam paparan sosialisasinya mengatakan, stunting sudah menjadi persoalan nasional termasuk Wonosobo sebagai daerah stunting tertinggi se-Jawa Tengah.
“Apabila diurutkan, 5 daerah yang prevalensinya besar di Jateng yaitu Kabupaten Wonosobo, Tegal, Brebes, Demak dan Jepara. Semua daerah sedang sarius menangani masalah stunting,” tuturnya.
Sedang yang terendah, lanjut Dyah, yakni Grobogan, Kota Magelang, Wonogiri, Kota Salatiga dan Purworejo. Angka kasus stunting yang tinggi menyebabkan menjadi salah satu indikator daerah dinyatakan miskin.
“Wonosobo merupakan daerah stunting tertinggi se-Jawa Tengah, saya berpesan untuk bergerak cepat dan berkolaborasi melaksanakan rencana aksi yang dibuat,” pintanya.