Peresmian Pasar Sapuran Disambut Antusiasme Pedagang
Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan peresmian terhadap Pasar Sapuran. Hal ini disambut antusias oleh para pedagang yang telah lima tahun direlokasi di Pasar Penampungan.
Penempatan pedagang di pasar ini dilakukan menurut zonanisasi atau zoning.Pasar Sapuran telah selesai direvitalisasi.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo meresmikan Pasar Sapuran, pada Selasa (24/1). Hal ini disambut baik dan antusias dari para pedagang yang telah lima tahun direlokasi di Pasar Penampungan.
Baca Lainnya :
- Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Wonosobo Gelar Tabur Bunga0
- Kick Off One Year Coaching Diharapkan Bisa Lahirkan Brand Besar dari Wonosobo0
- 29 Produk UMKM Wonosobo Masuk Toko Modern, Bupati Minta Pelaku UMKM Update dan Upgrade Produknya 0
- Tuntut Kejelasan Nasib, Ratusan Perangkat Desa Wonosobo Unjuk Rasa ke Jakarta0
- Ini Janji Perangkat Desa Wonosobo Jika Aspirasinya Terpenuhi0
Salah satunya adalah Eko (51), dia mengaku senang akan segera menempati pasar yang baru selesai dibangun. Sudah lima tahun dia menempati Pasar Penampungan dan telah lama menanti untuk direlokasi.
“Ya banyak suka duka di Pasar Penampungan, walaupun nanti ada penyesuaian ukuran los tapi apapun itu yang terbaik.
Kalau di sana (Pasar Penampungan) kurang representatif, kalau yang sekarang bangunannya bagus. Semoga usaha kami nanti makin lancar,” tutur pedagang kelontong ini yang ditemui usai peresmian.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Paguyuban Pasar Sapuran, Suharyono. Menurut dia, pedagang harus segera menempati pasar yang baru.
“Agar perekonomian segera pulih, apalagi kemarin ada kebakaran. Kasihan para korbannya walaupun sudah berjualan tapi belum bisa seperti biasa,” kata dia.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengucap syukur atas peresmian Pasar Sapuran. Dikatakan Afif, sedianya tanggal 2 Mei mendatang pasar tersebut akan ditempati namun dia berkomitmen untuk melakukan percepatan.
“Ini masih ada yang harus dibenahi, bikin lapak kan butuh waktu paling tidak sebulan, Februari targetnya sudah clear. Pedagang juga sudah siap, kami juga apresiasi pada paguyuban pedagang dan pedagang yang cukup intens berkomunikasi dengan pemkab,” kata Afif.
Pada saat yang sama Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo mengatakan, nantinya akan ada 878 pedagang yang menggunakan los dan 282 pedagang di kios pasar tersebut.
Menurut Andang, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dengan pedagang secara intens.
“Kami hanya tinggal memastikan data pedagang yang masuk dan berapa yang punya izin. Ini kan ada beberapa pengurangan luas, terutama untuk los. Dan dibutuhkan waktu kira-kira satu bulan untuk membangun lapak, ini kan tidak seperti di Pasar Induk,” kata Andang.
Dia juga menekankan bahwa semua pasar harus diatur dengan peraturan bupati. Termasuk penempatan pedagang, yang nantinya diatur menurut zonanisasi atau zoning.
“Tetap pakai zoning, sebab kalau tidak itu pasar saingannya dengan pedagang modern, online dan pedagang keliling. Jadi kalau tidak ditata menarik tidak ada pengunjung, kan bagaimana caranya agar membuat pasar itu menarik,” kata Andang.
Lain daripada itu, Andang juga mengatakan bahwa pihaknya tengah menyusun skema bagi pedagang terdampak kebakaran.
Seperti diketahui, Pemkab Wonosobi menyewa lahan untuk dijadikan Pasar Penampungan. Namun beberapa waktu lalu, terjadi kebakaran dan meluluhlantakkan puluhan lapak.
“Kami sewa hingga 31 Desember 2022 tapi karena ada kebijakan dari pemilik kami minta waktu sampai pindahan.
Kami sewa sekitar Rp150 juta pertahun, kalau ada kerusakan jadi tanggung jawab Pemkab. Kami sedang carikan solusi untuk meringankan pedagang yang terdampak kebakaran,” tutup Andang.