Tingkatkan Literasi Digital dan Cegah Berita Hoax, Lansia di Wonosobo Ikuti Akademi Digital Lansia
Dalam rangka meningkatkan literasi digital bagi Lansia, Akademi Digital Lansia diadakan dalam program Tular Nalar yang digelar oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di Pendopo Bupati, Sabtu (28/01/2023).
Kelompok Lansia dinilai rentan terpengaruh dengan berita-berita hoax yang beredar.
Ketidaktahuannya terkadang menjadi celah mereka untuk terus saling share berita hoax yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca Lainnya :
- Siswa SMKN 1 Kalikajar Tanam 250 Bibit Pohon di Sekolah, Praktik Rawat Lingkungan0
- Kunjungan TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Selomerto Ke Kodim 0707/Wonosobo0
- Rencana Kerja Pemerintah Daerah Wonosobo 2024 Bakal Perkuat Sektor Pariwisata dan Pertanian0
- BPN Serahkan 750 Sertifikat Aset Tanah PTSL di Kelurahan Jlamprang, Jadi Yang Terbanyak di Wonosobo0
- RKPD 2024 Diharapkan Perkuat Sektor Pariwisata dan Pertanian di Wonosobo0
Platform pesan pribadi seperti WhatsApp menjadi salah satu yang sering digunakan Lansia dalam keseharian dan menjadi sasaran penyebaran berita hoax.
Menurut Astin Meiningsih, selaku Korwil Mafindo Wonosobo, program Tular Nalar ditujukan untuk meningkatkan literasi digital bagi Lansia.
"Peserta ada 120 Lansia dari anggota Muslimat NU se Kabupaten Wonosobo, dengan harapan Muslimat NU yang memiliki akar kuat di Wonosobo, akan bisa menyebarkan perihal antisipasi berita hoax ini di masyarakat nantinya," ucapnya.
Sebanyak 20 fasilitator akan mendampingi peserta yang dibagi menjadi beberapa grup diskusi.
"Jadi kegiatan ini tidak hanya satu arah saja, tapi ada diskusi dari apa yang pernah mereka alami. Baru ditanya bagaimana menghadapinya, dan kita akan memberi edukasi yang tepat cara melihat berita hoax atau bukan," tambahnya.
Hoax yang sering menyasar Lansia diantaranya seperti pesan yang berisi penipuan, berita terkait kesehatan, bahkan geliat Pemilu yang sudah mulai dirasa saat ini.
"Kita ajarkan bagaimana berfikir positif, bisa mengecek kebenaran pesan yang diterima tanpa harus menyebarkan langsung," ucapnya.
Peserta setelah kegiatan ini, akan dilakukan pendampingan selama 3 minggu untuk dapat terpantau sejauh mana mereka paham.
"Harapannya banyak orang yang teredukasi, hoax bisa diperangi, media sosial kita berisi dengan konten-konten yang positif. Ini semua butuh kesadaran bersama dan kerjasama," pungkasnya.